Jonas VS Parpol di
babak ketiga
Jonas mempelihatkan dominasi meyakinkan terhadap
partai politik, ketika sebagai calon walikota dari jalur independen dia menyingkirkan calon-Calon dari
partai politik, dominasi jonas mutlak di putaran satu dan dua.
Tetapi berakhirnya perang jonas dengan partai
politik? Jawabannya belum. Perang sesunguhnya sebut saja perang babak ketiga,
akan segera dimulai ketika jonas dilantik nanti, perang itu berlangsung di DPRD.
Banyak parpol
sakit hati dan ingin balas dendam, maka jonas akan menjadi bulan bulanan di
forum dewan dalam rapat –rapat penetapan kebijakan. Jonas hanya didukung Gorkar
dan Hanura jelas menjadi kekuatan minoritas dibanding dengan parpol Gerindra-PDIP_ dan Demolkrat tiga
partai besar pentolan Jeriko.
Akan tetapi logika pertarungan di babak
ketiga tidak selamanya berbanding lurus dengan konfigurasi dukungan di dua
babak sebelumnya. Di dewan segala kemungkinan bisa terjadi dan bisa terbolak-terbalaik. Kepentingan praktis
partai dan individu anggota menjadi domonan.
Jadi, jonas tidak bisa selalu percaya pada golkar dan hanura yang akans selalu
berada dibelakangnya . juga jangan buru-percaya juga bahwa partai-partai
pentolan jeriko akan menjadi penantang segala kebijakan.
Secara teoritis pertarungan didewan adalah
pertarungan program, bukan pertarungan individu. Karena itu forum dewan tidak memiliki korerasi
pararel dengan permusuhan dalam kampanye, tidak ada agenda sakit hati.
Hanya saja, praktek perpolitikan di DPRD tidak
selamanya cocok dengan Teori. Pragmatisme bisa meluluhlantakan akal sehat diganti
dengan politik transaksional.
Disini dilema jonas. Memenuhi politik
transaksional . dewan akan menguras anggaran yang seharusnya bisa dialihkan untuk kepentingan publik.
Tidak tunduk pada akal-akalan dewan progam dan kebijakan bisa di kunci.
Memang, walikota memiliki hak mengunakan
angaran tahun sebelumnya. Tetapi itu akan membunuh dimensi progresif dari
pemerintahannya. Politik prakmatis mudah dibaca. Semakin kuat dan keras anggota
dewan bersuara, semakin mahal ongkos unutk mendiamkannya.
Jadi… selamat
bertugas pak Jonas.