Senin, 13 Juli 2015

PERJALANAN KE KAMPUNG REWUNG KECAMATAN POCORANAKA. KABUPATEN MANGGARAI TIMUR.



PERJALANAN KE KAMPUNG REWUNG KECAMATAN POCORANAKA. KABUPATEN MANGGARAI TIMUR.
Perjalanan dimulai pada pada hari tanggal sabtu 20 agustus 2015,
Pada jam 03.00 kami bangun dan mempersiapkan diri dengan segala keperluan kami, setelah sarapan kami bersiap untuk berangkat tapi ternyata mobil yang akan kami tumpangi belum juga datang setelah di telepon ternyata handphonenya di dimatikan pikiran terasa kalut karena tidak mungkin kami dengan motor berangkat bersama keluarga kebandara, akhirnya saya dengan kendaraan pergi kerumahnya karena rumahnya dekat dan dia juga adalah sepupu saya, sesampai disana ternyata dia masih tertidur, saya ketuk pintu dan akhirnya dia bangun dan bersiap mengantarkan kami,  setelah jam 04.30. kami siap berangkat ke bandara Eltari Kupang, didahului oleh doa keberangkatan oleh opa kalle kami berangkat dengan mobil menuju bandara eltari Kupang. Jam 05.00 kami chek in. 

 (dengan transNusa Kami sekeluarga menuju manggarai)

Setelah itu kami masuk ruang tunggu disitu hampir satu jam kami menungu keberangkatan dan tempat jam 06.00 kami dipersiapkan masuk pesawat Trans nusa tujuan kupang – manggarai dengan nomer pernerbanggan M8 511.
Tepat jam 07.00 kami sudah mendarat di bandara Frans lega manggarai, disana kami di jemput oleh om Nober yang adalah kakak kandung yang pertama dari mama mantu, tanta Min yang adalah adik kandung dari mama mantu, Ifa anak kandung dari tanta ke Min, serta mama dan bapak mantu, dari bandara kami menuju rumahnya om nober untuk istirahat sebentar sebelum ke kampung Rewung,  dalam perjalanan saya menanyakan dimana Dinas Sosnakertrans Kab Manggarai, dan om nober memberitahu tempatnya dan siap mengantarkan saya unutk mendatangani SPPD karena saya berangkat  kesana mengunakan Dana SPPD Dinas Sosnakertans prov. NTT untuk monitoring dan konsultasi tapi setelah kami sampai dirumah dan beristirahat disana,  sesampai di sana kami di terima oleh tanta dan deby anaknya serta anak mantunya, kami istirahat sejenak sambil minum teh bersama kompian makanan khas manggarai yang sangat lezat,  setelah jam 09.00. bersiap berangkat ke kampung sebelum itu kami dipersiapkan makan setelah makan kami berangkat sebelum itu kami singgah dulu ke kantor dinas sosnakertrans kab manggarai  untuk menandatangani SPPD. Kurang lebih 5 kilo sampailah kita dikantor, saya turun dari mobil masuk kantor dan diterima oleh pagawai setempat dan saya melakukan tugas saya menanyakan hal – hal yang bersangkutan dengan perjalanan saya ke dinas sosnakertrans, setelah itu saya meminta menandatangani SPPD setelah ditandatangani dan dicap saya kembali kemobil dan berangkatlah kami menuju kampung rewung, kecamatan poco ranaka kabupaten mangarai timur tempat kelahiran istri saya anastasia yenny hidayati mantolas, setelah beberapa tikungaan, om nober berhenti untuk singgah ke rumahnya Tanta ke tik yan adalah adik bungsu dari mama min. Disana kami duduk sebentar, setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan ke kampung rewung.

(cabang bealain tepat dikaki gunung Ranaka cabang ini menuju ke kampung)

Disana kami  perjalananan kami cukup berliku, banyak kelokan tajam yang kami lewati tapi semua terhapus oleh Pemandangan Alam yang indah di kiri kanan jalan terlihat panoroma perbukitatan yang yang isinya adalah kebun kopi, kebun cenkeh, kebun-kebun ini begitu suburnya karena alam manggarai sagat bersahabat dengan kopi dan cengkeh, tak terasa sudah jam 12.00 peralanan kami memasuki manggarai timur, udara masih sangat dingin walaupun matahari sudah tinggi, kami memasuki cabang jalan antara poco ranaka dan colol disitu jalan mulai berlubang dan mulai berliku-liku dan sempit. Akhinya kami sampai ditujuan, tempat dipersimpangan antara kampung lawir dan rewung. Untuk menuju ke tempak kami di kampung rewung kami harus berjalan kaki lagi sejauh 10 Km. Karena jalan kami berbatu dan tidak rata mobil di pakirkan di rumah om utak dan dilanjutkan dengan jalan kaki, segera kami turun dan barang-barang di situ kami sudah disambut  
 
 
(disambut keluarga di cabang menuju lawir dan kampung rewung)
keluarga besar suku waling yang kami bersukur karena perjalanan kami terasa ringan, barang yang kami bawah di bawakan oleh anak-anak disana, walaupun berjalan kaki terasa capek juga karena medan jalan yang berat dan berbatu, lumayan perjalanan keringat lumayan berjujuran berutung udara yang dingin dapat menghalau kepenatan.
 (Nenek Nohe)


Akhirnya sampai juga di rumah Nenek Nohe dan Nenek Dia, (sebutan Nenek di dimangarai untuk sebutan tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki yang sudah tua) kami di sambut dengan ramah dipersilakan masuk rumah, saya memerkenalkan diri saya dan anak-anak karena saya baru datang setelah 5 tahun pernikahan kami.
Kami disuguhi kopi khas manggarai yang sangat lesat apalagi kopinya dari kebun sendiri. Kami berbincang-bincang dengan sanak saudara, mengenai berbagai hal sampai malam akhirnya kami pamit dari rumah nenek nohe kerumah bapak mantu yang berseblahan rumah dengan rumah Nenek.

Bersambung....................